Resensi Novel Assalamualaikum Beijing
Judul resensi : Makna Cinta
yang Sebenarnya
Judul buku :
Assalamualaikum Beijing
Pengarang : Asma Nadia
Penerbit : AsmaNadia
Publishing House
Kota terbit : Jakarta
Tahun terbit : Cetakan
kedelapan, Oktober 2014
Tebal buku : 360 halaman
ISBN : 978-602-9055-25-2
Novel ini
mengisahkan tentang sepasang kekasih yang sudah berpacaran empat tahun lamanya,
dan pernikahan mereka sudah diambang pintu. Pernikahan itu terpaksa harus
dibatalkan karena sang lelaki telah berkhianat pada sang perempuan. Lelaki itu
bernama Dewa dan perempuan itu bernama Asmara yang kerap disapa oleh Dewa
dengan dua huruf belakangnya yaitu Ra. Dewa sudah berkhianat kepada Ra. Ia
melakukan hubungan terlarang dengan teman sekantornya yaitu Anita. Pernikahan
yang sudah mereka damba-dambakan pun batal dan membuat hati Asmara terluka yang
sangat dalam yang membuatnya susah untuk mencintai seseorang lagi.
Suatu hari Asma
mendapat tugas dari tempat dia bekerja untuk membuat laporan tentang bangunan
kebanggaan rakyat Cina yaitu Tembok Cina dengan melihat langsung bangunan itu
di negara tempat itu berada. Selama perjalanannya diBeijing, Asma bertemu dan
berkenalan dengan Zhongwen, seseorang laki-laki tampan tersebut memperkenalkan
diri kepada Asma dan memberitahukan kepada Asma legenda cinta ashima yaitu
seseorang putri cantik yang berasal dari Yunnan. Zhongwen memanggil Asma dengan
sebutan Ashima karena menurut dia mereka berdua memiliki wajah yang sama.
Karena kebaikan
dan ketulusan hati Zhongwen, Asma pun perlahan-lahan membuka hati lagi untuk
Zhongwen. Tetapi, belum juga hati yang telah di hianati dewa hilang, dewa pun
menyusul ke Beijing untuk bertemu dengan Ra. Sementara itu, Asma menceritakan
sosok Zhongwen kepada sahabatnya yang bernama sekar. Lalu sekar pun menyuruh
Asma untuk mengenal lebih jauh Zhongwen.
Kisah pun
berlanjut ketika Zhongwen dan Asma saling mencari satu sama lain. Dan pada
akhirnya mereka di pertemukan kembali. Selanjutnya, Zhongwen dan Asma menjalin
perteman dan Asma pun mengajarkan Zhongwen tentang islam dan pada saat itulah
Zhongwen menjadi mualaf. Tetapi, menurut Ridwan tidaklah mudah untuk menjadi
seorang mualaf banyak rintangan dan cobaan yang harus di tempuhnya. Apalagi
didalam keluarga Zhongwen menentang dia menjadi seorang muallaf.
Musibah
kemudian menimpa Asma, saat ia divonis menderita sindrom antibodi
antifosfolipid. Penyakit yang berhubungan dengan pengentalan darah yang
membuatnya harus mengalami kesakitan luar biasa, serangan stroke, sulit
bergerak bahkan nyaris buta. Penyakit itu juga membuatnya sangat tidak
dianjurkan untuk hamil dan melahirkan.
Tak hanya
romantis, cerita dalam novel ini pun mengharukan dan menyentuh. Kata-kata indah
khas Asma Nadia di setiap awal bab semakin menguatkan keromantisan yang
dimiliki novel ini. Cinta, pengorbanan, kesetiaan, pengkhianatan, semangat dan
keyakinan adalah pesan-pesan yang disampaikan dalam novel ini. Dan pada
akhirnya novel ini membawa kita untuk lebih terbuka dan peka terhadap cinta,
tidak hanya cinta secara khusus yang lebih banyak kita maknai sebagai suatu
rasa terhadap sesama manusia, tapi lebih dari itu. Yakni makna cinta yang lebih
tinggi.
kelebihan nya apa saja?
BalasHapus