Resensi Film Beauty And The Beast
Identitas:
Beauty and the Beast adalah film fantasi musikal tahun 2017 yang
disutradarai oleh Bill Condon dari skenario yang ditulis oleh Stephen Chbosky
dan Evan Spiliotopoulos, serta diproduksi oleh Walt Disney Pictures dan
Mandeville Films. Film ini didasarkan pada film animasi Disney berjudul sama
tahun 1991 yang merupakan adaptasi dari dongeng karya Jeanne-Marie Leprince de
Beaumont. Film ini dibintangi oleh Emma Watson, Dan Stevens, Luke Evans, Kevin
Kline, Josh Gad, Ewan McGregor, Stanley Tucci, Gugu Mbatha-Raw, Audra McDonald,
Ian McKellen dan Emma Thompson.
Sinopsis
Film Beauty and the Beast merupakan film live-action yang
dibuat oleh Disney. Kesuksesan film live-action sebelumnya membuat
Disney semakin bersemangat untuk terus mengangkat film-film animasi
berkualitasnya ke dalam format live-action remake. Tidak jauh berbeda dengan
versi animasinya, jalan cerita remake Beauty and the Beast bercerita tentang perjalanan
cinta seorang gadis bernama Belle dengan pangeran yang mempunyai julukan “the Beast”.
Beast adalah seorang
pangeran tampan dan kaya raya. Karena kesombongannya, Beast dikutuk oleh
seorang penyihir cantik menjadi sosok buruk rupa. Sebagai syarat untuk
mematahkan kutukan, Beast harus menemukan cinta sejatinya sebelum kelopak
terakhir bunga mawar jatuh. Sedangkan Belle adalah seorang gadis desa yang
hidup bersama Ayahnya, Maurice. Kebiasaan unik Belle yang suka membaca buku dan
anti-sosial membuat warga desa memandangnya sebelah mata. Namun pesona Belle
ternyata membuat pemuda bernama Gaston tergila-gila. Dibantu oleh sahabat
karibnya, LeFou, Gaston pun berusaha mendapatkan cinta Belle dengan segala
cara.
Pada suatu hari Belle rela ditawan oleh Beast di istananya yang
besar. Belle melakukan hal tersebut karena perjanjian untuk kebebasan ayahnya,
Maurice. Meskipun ketakutan, ia akhirnya dapat berteman dengan para staff
disana yang telah tersihir dan berusaha belajar untuk memahami sikap dari Beast
agar ia bisa membuatnya berubah menjadi
bersikap baik dan menghilangkan sifat menyeramkannya. Namun seiring waktu
berjalan, Belle mulai melihat kebaikan di hati Beast. Dibantu oleh para antique
yang merupakan kaki tangan Beast di kastilnya, keduanya lalu mulai akrab satu
sama lain.
Kesetiaan dalam film Beauty and the Beast ini dibuktikan dengan membuat
semirip mungkin dengan apa yang ada di sumber aslinya, bukan hanya sekedar
tampilan dari para pemainnya dan juga lingkungan yang ada namun juga ke
lagu-lagunya. Hampir semua lagu-lagu Beauty and Beast versi animasi dihadirkan
kembali di film ini dengan sangat baik. Bahkan ada beberapa pertanyaan yang tak
terjawab di versi animasinya dimunculkan di film ini. Misalnya mengenai kisah
kehidupan masa kecil dari Pangeran/Beast dan sejarah mengenai ibundanya Belle.
Komentar
Posting Komentar